Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 01 Mei 2009

Si Njlimet Sayang..


"Saya besok pulang Nda", katanya.
"Aku mau kita ngobrol", balasku.

Kekesalan dan jengkel hati ingin kutumpahkan padanya.
Aku ingin minta penjelasannya, ada apa dibalik kemarahannya waktu itu.

Sesaat setelah dia menjejakkan kakinya di ibukota ini, dan taksi yang membawa kita pulang kerumah belum lagi sampai diujung jalan, dia sudah membuka pembicaraan.

"Kamu tau, aku nggak pernah bisa marah lama sama kamu. Nggak ada apa-apa kok Nda, cuma kesel aja, kamu nggak kasih kabar. Kamu tau kan aku khawatir"

"Tapi ngambek kamu jelek. Ngomongnya jelek. Aku nggak mau yang kaya gini lagi"

"Makanya kalau udah tau lakinya kaya gini, jangan dipancing dong buat marah"

Dipancing??? emang dia pikir dia ikan.

"Pokoknya aku nggak mau urusannya jadi panjang kaya kemarin".

"Saya njelimet ya, kaya gangsing. Selalu berputar, walaupun tidak diputar tetapi selalu ingin berputar," katanya tenang.

"Iya, tapi yang ngadepinnya bingung"

"Gampeng kok, dengerin aja"

"Kalau aku diem aja kamu bilang seperti ngomong sama tembok. Kalau dijawab dan jawabannya salah kamu malah makin meradang"

"Makin njelimet kan? Itulah kenapa perempuan sebelumnya tereliminasi dari kehidupan saya. Mereka nggak sekuat kamu"

"Sekarang aku kuat. Tapi kalau kamu tetap begini, apa nggak mungkin kamu yang akan tereliminasi dari hidup aku"

Sejenak dia terdiam

"Ya nggak seperti itu. Saya cuma tidak mau ditantang"
"Dasar laki-laki"

Kemudian diapun tersenyum. Kamu selalu ngerti saya, tau saat-saat dimana hati saya sedang muram, kesal atau senang. Bahkan dari bahasa tubuh, perubahan raut wajah saya pun kamu tau apa yang saya inginkan atau pikirkan.

"Saya sayang kamu, kamu begitu ngerti saya. Yang sabar ya ngadepin saya. Kalau saya marah jangan dimasukin ke hati, itu cuma ungkapan sayang dan rasa takut kehilangan kamu".

Heeemmm... rupanya begitu ya cara kamu mengungkapkan sayang dan ketakutanmu. Dasar lelaki..

Malam itu pun berakhir dengan damai. Saat aku menyandarkan kepalaku didadanya yang bidang, memandang langit yang berbintang. Kupandang dalam kedua matanya. Ada cinta dan sayang disana.

"Aku sayang kamu, walaupun kamu njlimet..."

Dia pun tersenyum, sambil mengucek-ngucek kepalaku....
"Kamu selalu punya cara bikin saya ketawa yaa...."

5 komentar:

enno 7 Mei 2009 pukul 17.32  

hihihi meni geuleuh ah!

dasar aki2 dan nini2...

:-P

Enno 13 Mei 2009 pukul 10.56  

besok brantem lagi ya :P

qq 13 Mei 2009 pukul 13.14  

@denny: makanya berantem dulu deh, ntar pasti jadi jauh lebih romantis..hehe..
@enno: iye ndut, besok kalo ketemu akur, ntar pisahan berantem lagi... gitu deh klo udah sepuh masih pake pacaran..

Enno 16 Mei 2009 pukul 16.57  

sepuh? weeeh ngaku juga dia ya... secara uban dah nongol sana sini

hehehe

Entri Populer

Komunitas

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources