Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 03 September 2010

Tua Tua Keladi


Minggu siang pesawat yang membawa gue mendarat dengan indah di Soekarno Hatta. Tapi otak gue masih penuh dengan kejadian malam itu.

Ternyata petinggi-petinggi yang gue temui semalam semua tak seindah warna aslinya. Indah cuma kalo didepan petinggi lain, atau didepan para klient kelas tinggi. Lewat dari situ, nothing..

Gila melihat gaya hidup mereka. Udah setua itu masih suka dengan hal-hal yang harusnya mereka ngga kerjain. Duh, ternyata kiamat emang makin deket kali ya..

Subhanallah... hari gini emang iman kita kudu makin ditebelin. Kalau bapak-bapak itu, yang notabene sudah bau tanah berkelakuan bejat seperti itu, gimana generasi kita selanjutnya.

Pak, pak, inget anak istri dirumah nggak sih...? Ditengah asap yang mengepul gue cuma bisa ngebathin, "enaknya apa sih pak, kepala jadi pusing, duit pun abis". Mungkin ini penyebab adanya korupsi dimana-mana. Ternyata untuk beli barang sekecil itu aja harus ngeluarin kocek yang lumayan besar.

Tuhan.. kapan bapak-bapak itu sadar sebelum ajal mereka tiba...

Pak, asap itu nikmatnya cuma sesaat, selebihnya cuma siksa yang mungkin tidak pernah disadari.

2 komentar:

Enno 7 September 2010 pukul 10.26  

"mbak kiki!" Panggil bapak itu dengan wajah masih setengah menerawang sisa fly.
"Ya pak? Ada yang bisa dibantu?" Kiki menoleh sumringah.
"Judiiii!" Si bapak memekik sambil mengacungkan sebelah tangan ke atas, seperti gaya Haji Rhoma membetot gitar.

hahahahahahahahaha.......

qq 8 September 2010 pukul 06.29  

sampe lupa taplak meja masih nempel di leher, berasa syalnya haji rhoma..

gela... gela... gelaaaa.....

Entri Populer

Komunitas

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources