Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 07 April 2011

No Tears, No Broken Heart


Kalau harus merasakan sakit hati yang seperti ini, lebih baik dulu tidak saya terima tawaranmu untuk kembali.
Sedih, kecewa dan merasa dicurangi itulah yang saat ini saya rasakan.
Teganya kamu tiba-tiba menyelesaikan hubungan ini secara sepihak.

Bukan keputusanmu yang ingin lebih dekat dengan Tuhanmu yang saya sesali, tetapi caramu itu yang tidak bisa saya terima.

"Jangan tinggalin saya ya, jangan pernah berpaling dengan laki-laki" itu katamu belum genap sebulan yang lalu
dan saya mengiyakan tanpa berpikir kenapa tidak saya lontarkan kembali dengan pernyataan yang sama kepadamu.

Semua janji itu saya tepati, sampai minggu pagi itu tepat seminggu sebelum ulang tahun saya kamu bilang "tadi pagi saya baru ditahbis, saya sudah lahir kembali, saya sekarang sudah menjadi manusia baru. Untuk itu hubungan kita saat ini hanya sebagai keluarga, kamu ada buat saya hanya sebatas saudara, secara duniawi kita sudah bukan siapa-siapa".

Bagai petir disiang bolong saya mendengar kata-kata kamu.
Entengnya kamu bisa bilang begitu, setelah tiga tahun yang kita jalani dengan suka dan duka.

Kamu lupa saat-saat kamu jatuh, kamu lupa janji-janji kamu.
Kamu lupa semua...

Saya menyesalkan, kenapa kamu tidak pernah mempersiapakan hati saya buat kehilangan kamu. Banyak waktu yang seharusnya bisa kamu lakukan untuk itu. Saya kan tidak pernah tau konsekuensi apa yang harus diterima kalau kamu menjadi pelayan Tuhanmu. Kenapa kamu tidak pernah sampaikan itu jauh-jauh hari sebelumnya.

Ingat seminggu sebelum hari pentahbisan kamu, saat itu kita membahas masalah ini, kamu bilang belum saatnya buat saya. Biarlah saya pelajari dulu sebelum nyemplung seutuhnya di gereja.

Saat ini, nun jauh disana, kamu bisa tersenyum karena tercapai sudah keinginan kamu untuk dapat melayani Tuhanmu.

Tetapi kamu tidak pernah pikirkan gimana hancurnya perasaan seorang perempuan yang selama ini mendukung kamu sampai kamu menjadi seorang yang sukses.

Seorang perempuan yang membangkitkan semangat kamu saat kamu jatuh, mensuport kamu sampai tidak memikirkan dirinya sendiri.

Kamu tau rasanya kehilangan separuh hati kita. Saya yakin kamu pasti sangat paham dengan sakitnya. Tapi kenapa itu kamu lakukan juga....


Tuhan, kalau memang kehilangan ini baik buatku, buat hidupku, buat dunia dan akhiratku, aku ikhlas....
Hilangkan rasa sakit ini, rasa dendam ini. Bantu aku untuk bangkit kembali.
From now, no tears, no broken heart

Read more...

Jumat, 17 September 2010

Selamat Jalan Cuplis..

Seperti petir disiang bolong ketika gue dengar kabar, bahwa si Cuplis yang baru kemarin masuk Rumah sakit akhirnya dipanggil oleh Tuhan. Disaat semua muslim menanti hari kemenangan, disaat kita menanti datangnya Syawal si Cuplis harus menghadap kembali ke haribaanNya.

Teman, walau ternyata pinta pada Tuhan tidak dikabulkan, tapi dalam doa gue bermohon mudah-mudahan Allah melapangkan kuburmu... Diampuni segala dosamu.. Amin

Kita memang tidak pernah tau, kapan ajal akan menjemput. Untuk itu, janganlah lepas istighfar dari bibir kita, setidaknya itu mengurangi dosa-dosa kecil kita...

Read more...

Rabu, 08 September 2010

Semoga Lekas Sembuh


"Njing... ntar sore elu ke kantor gue ya, kita bukber... puasa udah mau abis nih", begitu isi sms sahabat gue yang bekerja disebuah kantor berita. Jangan kaget, memang begitu selalu dia manggil gue. Karena dia pun punya sebutan yang ngga kalah seksi, Nyet... Ada juga yang gue panggil danil alias kuda nil, atau uya alias kura-kura, karena memang jalannya lambat kaya kura-kura. Perkumpulan kami disebut perkumpulan gerwani.

Awal mulanya hanya karena kami, gue dan 5 orang teman perempuan sering banget ngumpul. Base champnya selalu di kantor lembaga berita itu, dan ngumpulnya pun selalu ngga tanggung-tanggung, dari selesai jam kantor sampai kira-kira jam 10 malam dan itu kami lakukan hampir setiap hari Jum'at selepas jam kantor.
Kadang kami cuma ngobrol ngalor ngidul ngga jelas, ketawa terbahak-bahak yang kadang sampai didatengin satpam kantor cuma untuk bilang "sssttt.... maaf ibu-ibu, coba ya ketawanya dikecilin dikit". Hehehehe... menyenangkan memang bisa sedikit menghilangkan stres di kantor dan di rumah. Kalau sedang asyik ngerumpi, kadang ada aja teman lelaki yang ikutan gabung dengan kami. Salah satunya Cuplis, lelaki yang paling doyan gosip dan "maaf" doyan perempuan. Ternyata eh ternyata, si Cuplis saat ini sedang terbaring koma karena serangan stroke. Padahal kalau dipikir, umurnya belum lagi tua. Hanya beda beberapa tahun lebih tua dari gue.

Begitu gue denger kabarnya kalau si Cuplis masuk Rumah Sakit, kalimat pertama yang gue ucapkan adalah.. Untung kena serangan stroke waktu sama istrinya yaa.... (duh maap plis.. abis elu tuh bandel banget sih jadi laki-laki dan ternyata pula, b gue bukan orang pertama yang ngomong seperti itu....)
Cuplis.. Walau dokter sudah bilang elu ngga bakalan sembuh, atau kembali normal, tapi gue berdoa dan berharap, setidaknya elu sadar dan bangun dari koma lu. Gue mau elu jadi lelaki yang baik dan setia buat istri dan anak lu. Kita ngga pernah tau jalan Tuhan untuk mengembalikan kita ke jalan yang benar. Gue dulu sering banget bilang sama elu, gue ini korban dari suami yang bandel kaya elu, asik diluar dengan menelantarkan anak istri dirumah. Asik mencari kenikmatan sesaat. Asik menambah daftar dosa. Tapi saat itu elu cuma nyengir kuda ngga jelas.

Tau ngga Plis, gue juga bukan orang suci, yang tanpa dosa. Mudah-mudahan ini pelajaran buat kita semua, jangan sampai Tuhan menegur kita, baru kita kembali ingat padaNya... Semoga lekas sembuh teman, gue kangen liat muka jelek lu kalau lagi ngeledekin gue...

Read more...

Jumat, 03 September 2010

Tua Tua Keladi


Minggu siang pesawat yang membawa gue mendarat dengan indah di Soekarno Hatta. Tapi otak gue masih penuh dengan kejadian malam itu.

Ternyata petinggi-petinggi yang gue temui semalam semua tak seindah warna aslinya. Indah cuma kalo didepan petinggi lain, atau didepan para klient kelas tinggi. Lewat dari situ, nothing..

Gila melihat gaya hidup mereka. Udah setua itu masih suka dengan hal-hal yang harusnya mereka ngga kerjain. Duh, ternyata kiamat emang makin deket kali ya..

Subhanallah... hari gini emang iman kita kudu makin ditebelin. Kalau bapak-bapak itu, yang notabene sudah bau tanah berkelakuan bejat seperti itu, gimana generasi kita selanjutnya.

Pak, pak, inget anak istri dirumah nggak sih...? Ditengah asap yang mengepul gue cuma bisa ngebathin, "enaknya apa sih pak, kepala jadi pusing, duit pun abis". Mungkin ini penyebab adanya korupsi dimana-mana. Ternyata untuk beli barang sekecil itu aja harus ngeluarin kocek yang lumayan besar.

Tuhan.. kapan bapak-bapak itu sadar sebelum ajal mereka tiba...

Pak, asap itu nikmatnya cuma sesaat, selebihnya cuma siksa yang mungkin tidak pernah disadari.

Read more...

Sabtu, 28 Agustus 2010

Tangan Ibu

Seorang teman beberapa waktu yang lalu mengirimkan sebuah surat elektronik. Aku begitu tersentuh ketika membaca isinya. Dan aku ingin, kalian yang mampir dan mengintip blog ini, sudi juga membacanya. Mungkin beberapa dari kalian pernah mendapatkan surat ini, tapi tidak ada salahnya kalau sedikit meluangkan waktu untuk mengulangnya lagi.

Kisah ini tentang ibu, ibu yang saya, teman-teman dan kita semua miliki. Begini kisahnya....

Ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk pergi belanja bersamanya, karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi belanja bersama orang lain dan saya bukanlah orang yang sabar. Walau demikian kami berangkat juga.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun, dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi.

Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali dibagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, untuk kali ini saya ikut masuk bersama ibu saya. Dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya.

Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh rasa iba kepadanya. Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah mendapatkan ketenangan, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk membantu mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian itu begitu indah melekat dibadannya.

Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya.

Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya.

Tangan itu telah menyentuh hati saya.

Pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu, mengambil tangannya, menciumnya dengan sepenuh perasaan.Saya bisikkan ditelinganya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satupun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu...

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung. Tetapi tak satupun yang dapat menandingi keindahan tangan ibu. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru saya, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.


With Love to All Mother

Read more...

Dasar Lelaki Pengecut..


Perjalanan ini sebenarnya diluar rencana. Tiba-tiba saja aku dapat tawaran untuk membantu menyelesaikan sebuah proyek teman di Surabaya yang mengalamai sedikit kendala. Sementara proyek ini berpacu dengan waktu, yang harus segera di launcing setelah lebaran ini. Aku pun pergi dengan sedikit tidak tenang, karena Ramadhan saatnya aku berkumpul dengan ibu dan anak semata wayangku. Menyiapkan sahur dan hidangan buka puasa mereka.

Tapi karena tawaran yang disodorkan begitu menggiurkan, kupikir biarlah mungkin ini rejeki anakku, sebentar lagi kan lebaran. Supaya aku dapat membelikan dia baju baru seperti anak lainnya.

Kamu tau tidak, sepanjang perjalanan yang kupikirkan cuma kamu. Sebelum pergi kukirimkan pesan singkat kutanyakan kembali apa maumu, tapi tidak ada jawaban sedikitpun dari kamu. Aku bingung, sangat tidak mengerti jalan pikiranmu. Kamu lelaki atau hanya seorang pengecut yang bersembunyi dibalik badan besarmu.

Disini, ditempatku sekarang berdiri. Ditempat yang jauh dari dirimu, aku pastikan akan menutup hatiku untuk kamu.
Jangan pernah merengek padaku lagi. Aku tidak suka caramu memperlakukan aku seperti itu.

Esok, saat aku kembali aku bukanlah perempuan yang kemarin kamu kenal.
Engkau sudah menjadi masa laluku, sudah kututup buku itu, dan kuletakkan ditempat paling bawah dilaci kamarku.

Pesanku, jadilah laki-laki bijaksana. Lihat masalah dengan kepala dingin. Jangan takut mengeluarkan pendapatmu, kalau memang itu jujur dari dalam hatimu aku akan menghargainya.

Read more...

Jumat, 27 Agustus 2010

Ibuku Hebat


Dengar lah percakapan anak-anak kecil itu.

Ayahku hebat, dia seorang dokter jadi kalau aku tau bundaku sakit, dialah yang mengobati kami. Yang lain tidak mau kalah membalas, papaku juga hebat dia seorang pengusaha, apapun yang aku dan mamaku inginkan, pasti langsung dibelikan.

Lantas terlihat seorang anak yang tertunduk dengan dalam setelah mendengar pembicaraan itu.

Hei kamu, ya kamu.... kalau kamu seperti apa papamu.

Dengan tergagap anak itu menjawab, papaku mmm.. nggggg.... papaku...
aku hanya tau sedikit tentang papaku. Saat aku duduk di kelas 3 SD dia meninggalkan aku dan mamaku. Dia laki-laki yang sombong. Angkuh. Merasa dirinya selalu benar. Kalau di rumah marah-marah saja kerjanya. Padahal aku atau mamaku tidak berbuat salah.

Lalu dia pergi meninggalkan kami, yang aku tau dia pergi menemui perempuan itu. Ya, perempuan itu, karena dia memperkenalkan kepadaku sebagai bunda. Ahh.. bunda, tidak ada bunda yang lain selain mamaku. Tapi mamaku memang perempuan hebat, dia selalu bisa menguasai dirinya, buktinya aku tidak pernah sekalipun melihat mama marah-marah kepada papaku. Dia hanya diam, menangis. Kalau sudah begitu, dia akan pergi berwudhu dan sholat. Mengadu kepada Tuhan.

Melihat itu, rasa cintaku kepada mama semakin besar. Karena aku tau, papaku tidak akan pernah kembali ke rumah. Tapi sekali lagi, mamaku memang perempuan hebat, dia membanting tulang, menyekolahkan aku, membesarkan aku sampai aku menjadi seperti sekarang ini tanpa sedikit pun bantuan dari papaku.

Heemm... ma'af teman, seharusnya aku tidak bercerita tentang ini. Karena ini adalah rahasia keluargaku.
Tapi aku ingin kalian tau, bahwa perempuan yang disebut ibu itu, jauh lebih hebat dari siapapun. Karena dia bisa menjadi ibu, ayah, teman, sahabat tanpa sedikitpun mengeluh dan menyesal telah membesarkan kita.

Read more...

Entri Populer

Komunitas

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources