Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Friend. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Friend. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 September 2010

Selamat Jalan Cuplis..

Seperti petir disiang bolong ketika gue dengar kabar, bahwa si Cuplis yang baru kemarin masuk Rumah sakit akhirnya dipanggil oleh Tuhan. Disaat semua muslim menanti hari kemenangan, disaat kita menanti datangnya Syawal si Cuplis harus menghadap kembali ke haribaanNya.

Teman, walau ternyata pinta pada Tuhan tidak dikabulkan, tapi dalam doa gue bermohon mudah-mudahan Allah melapangkan kuburmu... Diampuni segala dosamu.. Amin

Kita memang tidak pernah tau, kapan ajal akan menjemput. Untuk itu, janganlah lepas istighfar dari bibir kita, setidaknya itu mengurangi dosa-dosa kecil kita...

Read more...

Rabu, 08 September 2010

Semoga Lekas Sembuh


"Njing... ntar sore elu ke kantor gue ya, kita bukber... puasa udah mau abis nih", begitu isi sms sahabat gue yang bekerja disebuah kantor berita. Jangan kaget, memang begitu selalu dia manggil gue. Karena dia pun punya sebutan yang ngga kalah seksi, Nyet... Ada juga yang gue panggil danil alias kuda nil, atau uya alias kura-kura, karena memang jalannya lambat kaya kura-kura. Perkumpulan kami disebut perkumpulan gerwani.

Awal mulanya hanya karena kami, gue dan 5 orang teman perempuan sering banget ngumpul. Base champnya selalu di kantor lembaga berita itu, dan ngumpulnya pun selalu ngga tanggung-tanggung, dari selesai jam kantor sampai kira-kira jam 10 malam dan itu kami lakukan hampir setiap hari Jum'at selepas jam kantor.
Kadang kami cuma ngobrol ngalor ngidul ngga jelas, ketawa terbahak-bahak yang kadang sampai didatengin satpam kantor cuma untuk bilang "sssttt.... maaf ibu-ibu, coba ya ketawanya dikecilin dikit". Hehehehe... menyenangkan memang bisa sedikit menghilangkan stres di kantor dan di rumah. Kalau sedang asyik ngerumpi, kadang ada aja teman lelaki yang ikutan gabung dengan kami. Salah satunya Cuplis, lelaki yang paling doyan gosip dan "maaf" doyan perempuan. Ternyata eh ternyata, si Cuplis saat ini sedang terbaring koma karena serangan stroke. Padahal kalau dipikir, umurnya belum lagi tua. Hanya beda beberapa tahun lebih tua dari gue.

Begitu gue denger kabarnya kalau si Cuplis masuk Rumah Sakit, kalimat pertama yang gue ucapkan adalah.. Untung kena serangan stroke waktu sama istrinya yaa.... (duh maap plis.. abis elu tuh bandel banget sih jadi laki-laki dan ternyata pula, b gue bukan orang pertama yang ngomong seperti itu....)
Cuplis.. Walau dokter sudah bilang elu ngga bakalan sembuh, atau kembali normal, tapi gue berdoa dan berharap, setidaknya elu sadar dan bangun dari koma lu. Gue mau elu jadi lelaki yang baik dan setia buat istri dan anak lu. Kita ngga pernah tau jalan Tuhan untuk mengembalikan kita ke jalan yang benar. Gue dulu sering banget bilang sama elu, gue ini korban dari suami yang bandel kaya elu, asik diluar dengan menelantarkan anak istri dirumah. Asik mencari kenikmatan sesaat. Asik menambah daftar dosa. Tapi saat itu elu cuma nyengir kuda ngga jelas.

Tau ngga Plis, gue juga bukan orang suci, yang tanpa dosa. Mudah-mudahan ini pelajaran buat kita semua, jangan sampai Tuhan menegur kita, baru kita kembali ingat padaNya... Semoga lekas sembuh teman, gue kangen liat muka jelek lu kalau lagi ngeledekin gue...

Read more...

Kamis, 26 Agustus 2010

Kita kan Berteman


Apa sih yang kulihat dari dirimu
Ganteng... sudah pasti tidak
Keren.. hhhmm.. tunggu kupikir-pikir dulu,

Terus apa yang membuatmu bisa menyusup dihatiku

Senyummu kah?
Atau candamu yang selalu bisa bikin aku ketawa?
Mungkin mata sipitmu yang selalu berkedip-kedip lucu?

Entahlah, kalau dipilah-pilah malah akan membuat bingung.
Tapi semua yang ada didiri kamu bikin aku selalu kangen.
Kangen liat tawa lepasmu
Kangen mendengar celetukan isengmu
Kangen liat kamu ngerjain temen ku yang selalu jadi obyek penderitamu

Aaarrggghhh.... kenapa selalu kamu yang bisa mengganggu pikiranku.

Kamu tau kenapa, karena kamu lucu. Walau saat ini kamu menyebalkan buatku. Kamu berusaha menjaga jarak denganku. Kenapa?
Hai kamu tau, semakin kamu berbuat aneh, semakin mereka akan curiga. Tetaplah menjadi kamu. Aku tidak akan pernah memperlihatkan sayangku padamu. Biarlah semua mengalir apa adanya.

Toh sekarang kita hanya berteman. Ingatkah kamu, aku telah mengembalikan kebebasanmu,sekarang kamu bebas singgah dimanapun kamu mau. Jangan merasa canggung.

Teruslah melucu, teruslah menjadi penghibur buat teman-temanku

Read more...

Selasa, 24 Agustus 2010

Kenapa Harus Pergi


Langkah kaki itu pelan melangkah pergi.

"Mau kemana," bisikku. "Ada apa?"

"Masuklah, dan pergilah tidur. Jangan pikirkan aku", jawabmu.

Aku tidak mengindahkan perintahmu. "Kau mau kemana, jangan tinggalkan aku", teriakku.

"Sssttt.. jangan berisik. Sudah kembalilah, masuk kedalam selimut hangatmu", katamu sambil mencium jidatku.

Tidak Michael, kemanapun kau pergi aku harus ikut. Cuma kau yang saat ini aku punya. Kau sudah menjadi bagian dari hidupku. Kau adalah kakak sekaligus menjadi ayah bagiku. Karena cuma kau yang bisa mengerti aku. Aku berjanji, tidak akan banyak bertanya, aku akan bangun pagi, menyiapkan sarapan, mencuci, atau apapun yang kau perintahkan. Asal jangan tinggalkan aku.

Tapi kau tetap dengan pendirianmu, dengan keputusanmu.

Kenapa kau harus pergi karena perempuan itu, bukan kah kau berjanji pernikahan tidak akan memisahkan kita.
Bawalah perempuanmu ke sini, ke dalam rumah ini. Berkumpul bersama kami.

"Kau tidak pikirkan sedihnya hati ibu kita yang harus kembali kehilangan anaknya. Kau tidak memikirkan adikmu ini, siapa lagi yang akan menghapus air mataku dikala aku sedih", kataku sambil berlinangan air mata.

"Tidak bisa, semua harus kutinggalkan. Mereka tidak bisa menerima perempuanku.Altar sudah menunggu, pendeta telah menunggu," katamu lagi.

Michael, altar itu akan terus berada disitu, pendeta itu akan setia menantimu. Tidak perduli berapa lama dia harus menunggu. Karena itu sudah menjadi kewajibannya.

Tapi engkau tetap melangkah pergi, menjemput perempuanmu.

Janjilah padaku, kau akan kembali, bawalah perempuanmu kesini...

Read more...

Senin, 23 Agustus 2010

For My Pretty Ndut ENNO


Dear my pretty Ndut...
Terima kasih kamu sudah begitu baik sama kakak mu ini. Selalu dengan setia mencarikan gambar yang bagus untuk setiap tulisanku. Rasanya jauh lebih indah gambarnya daripada tulisannya.

Tapi kamu selalu kasih semangat.
Ayo lah mbak, blog mu sudah kubuat bagus, supaya engkau lebih semangat menulis. Jangan menulis dikala sedih saja.

Hehehe... dia selalu tau, ketika susah, sedih, pasti tulisanku menjadi lebih baik.

Ndut yang tidak pernah mau mengaku kalau dirinya ndut..
Entah ucapan apa lagi yang bisa kusampaikan. Setelah kamu menjerumuskan aku ke dunia blogger ini, ternyata sekarang aku menikmatinya.

Setiap moment bisa kujadikan tulisan. Sungguh indah memang.

Seindah dunia yang sekarang kujalani. Tanpa harus pusing memikirkan kapan uangku akan dibayar oleh si pemarah itu. Tanpa harus pusing, lapor setiap akan pergi. Bilang kalau pulang terlambat. Semuanya sudah kutinggalkan, perlahan tapi pasti ternyata aku bisa juga melupakannya.

Benar nasehat Sianiparmu itu, aku tidak akan menunggu dengan percuma. Aku bisa menjadi apa yang aku mau. Semua keputusan memang aku yang membuat.

Untuk itu sudah aku putuskan, aku akan menunggu. Menunggu dia yang sibuk mengukur luasnya lautan, lebarnya benua. Atau sibuk memikirkan ketitik-titik dipeta yang belum dia kunjungi.

Sampai suatu saat dia lelah, berhenti dan mencari pelukan hangat Jerry yang dengan setia menunggu disini.

Sekali lagi terima kasih ya ndut, jangan pernah mengingkari kalau dirimu ndut. Tapi percayalah, kamu tetap cantik, dan yang penting, tidak menjadikan sianipar mu berpindah kelain hati. Satu lagi ndut, ada modal besar disitu, yang aku nggak punya. Kamu pasti tau apa yang kumaksud. Itu yang menjadi kebanggaan setiap perempuan.

Oh ya, katamu akan menjadi seorang guru. Mudah-mudahan itu akan sedikit menghilangkan sifat galakmu. Menjadi guru yang manis dan disayang murid. Mungkinkah??? Biarlah kutunggu kabarmu selanjutnya.

Aku akan selalu menjadi ibu yang baik bagi anakku. Membawanya menjadi bintang besar. Kalau albumpertamanya terbit, akan kuhadiahkan satu untukmu. Tanda sayang kami padamu.

Jangan berhenti menjadi krikitus sejati buat diriku ya ndut...

Read more...

Jumat, 13 November 2009

Menanti Hujan

Hari ini mau kemana ya? Ah tiba-tiba soulmate ku menawarkan untuk datang ke kantornya. Sekedar buat main onet. Mainan favorit kita. Wah senangnya... Tapi sebelum aku main ke kuningan, aku mampir ke kantor dulu ah, liat-liat FB, buka-buka email. Kirim-kirim message, mumpung gratis, hehe...

Herannya setelah sampai dikantor, bokong yang sudah manis menempel dikursi yang lumayan empuk ini enggan untuk beranjak. Akhirnya kukabarilah sang soulmate untuk bertandang ke kantorku dan dijawab dengan sigap Ya oleh dia.

Setelah tak lama sang soulmate datang, hujan pun turun dengan derasnya. Akhirnya kami menghabiskan sore yang gelap dengan tawa, saling mengejek diantara derasnya hujan dan sambaran petir.

Sementara hujan tak kunjung reda.. Jalanan pun ampun macetnya. Mendengar berita bahwa jalan protokol digenangi air juga beberapa jalan lain di ibu kota, tak terkecuali akses jalan menuju kerumah ku, yang memang langganan banjir dari tahun ke tahun.

Hari semakin larut. Hujan pun tak kunjung reda. Akhirnya kami nekad pulang ditengah gerimis dan malampun telah menunjukkan pukul 22.30. Sampai di Blok M, terminal yang biasanya riuh malam itu terasa begitu sepi. Kendaraan yang menuju ke rumahku pun yang biasanya bejibun saat itu hanya ada dua dan itupun tak sampai tujuan, bahkan setengah perjalananpun tidak.

Usut punya usut ternyata Cipulir dan BNI banjir. Duh, itu jalur yang harus kulalui. Terbayanglah kemacetan panjang yang harus aku alami. Berdasarkan pengalaman, biasanya aku akan sampai rumah menjelang pagi. Otak pun berpikir gimana caranya bisa sampai dirumah tanpa harus melalui banjir dan kemacetan itu. Akhirnya akupun berusaha mencari taksi, tapi taksipun nggak mau mengingat jauhnya jalur dan mungkin banjir atau macet yang akan dilalui.

Heeemm... mungkin seorang teman yang berprofesi sebagai Public Relation sebuah hotel dapat membantu. Alhamdulillah ternyata kemudahan kudapatkan. Sang teman menyediakan sebuah kamar untuk kami. Aku dan soulmate pun meluncur. Sampai disana tanpa banyak aturan kami pun dapat menempati kamar kami.

Fifi.. senangnya bisa berkumpul dikala kita susah, menghabiskan waktu, merenda sore yang tanpa mentari.... Menghabiskan malam dengan mendengar dengkurmu. Sheila, terima kasih telah menyediakan kamar untukku.

Read more...

Rabu, 13 Mei 2009

Ini Cerita tentang Si "Gembil"


Saya mau sedikit cerita tentang temen saya namanya Enno 'Gembil' Sureno (dulu saya memanggilnya Ndut, tapi ternyata "Gembil" lebih cocok buat dia). Sebenarnya dia perempuan yang cengeng.
Nggak segalak kalau dia ngomong, nggak sejudes tatapannya. Pernah suatu pagi dia sampai di kantor dengan muka yang sembab, dia nangis semalaman. Alasannya cuma karena seorang laki-laki yang hidup di negari antah berantah (menurut saya.. karena penampakannya nggak pernah jelas).

Kasus 1: "Mbak.... si "K".. bla.. bla.. bla..." berceritalah dia dengan mata berkaca-kaca. Antara kasihan, bingung dan lucu saya pandangi wajahnya.

Kasus 2: Tiba-tiba ditengah kegiatannya mengedit berita, saya melihat matanya yang sembab. "Mbak, katanya Denny si "K".. bla.. bla.. bla.. Duh kasus.. selalu laki-laki dari negeri antah berantah ini yang bisa membuat perempuan berpipi gembil ini menangis.

Kasus 3: Ini yang paling seru... Si Gembil kehilangan handphone ditempat biasa kami makan siang. Cafe rumahan dekat kantor.

"Mbaaaakkk... huhuhu... hp gue hilang... "

"Kok bisa?"

"Iya tadi gue mau bayar terus hp nya gue letakin disini, eh disana, eh disitu, dengan wajah panik dan nyawa yang separuh belum nyambung dengan badannya karena shock.

Alhasillah sore itu saya menemaninya menyelidik keberadaan handphone tersebut. Dia pun menyusuri setiap tempat. Karena luas dan berantakannya tempat pencarian, maka dia pun menghentikannya. Handphone tetap tidak ketemu, entah sudah pergi jauh dari cafe itu, atau masih anteng ngumpet di salah satu sudut cafe.

Dengan peluh yang menetes di dahinya dan wajah yang sangat sedih dan kecewa akhirnya dia pun pergi meninggalkan cafe tersebut tanpa hasil. Saya pun cuma bisa menghiburnya... Abis mau gimana lagi...

"Gue janji mbak, nggak akan pernah datang lagi ke cafe ini", katanya.

Read more...

Senin, 16 Maret 2009

Teman Kerja dan gila-gilaan...

Mereka ini teman-teman yang asik. Kalau punya klient ok, pasti bagi-bagi. Kalau punya acara ok, juga pasti ngajak-ngajak.


Hi temans... terima kasih kalian ada didalam hidupku. Selalu memberi semangat buatku.

Read more...

Entri Populer

Komunitas

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources