Begini Sajakah Akhirnya...
Malam sudah larut ketika seorang perempuan 'iblis' tiba-tiba mengacak-ngacak duniaku. Mengganggu tidur lelapku, bahkan mengganggu hubunganku dengan kamu. Kamu kesal dengan jawaban-jawabanku ke 'iblis' itu. Aku tau, kamu tidak mau aku sedih dan terluka lagi.
"Kamu nggak perlu basa-basi langsung tutup aja telphonenya", katamu dengan intonasi yang sedikit tinggi
"Kamu nggak ngerti, ada kasus yang harus aku luruskan", balasku.
Malam itu temperamenku tiba-tiba saja meledak. Mungkin karena mulai pagi ada saja masalah yang menggangu ketenangan hari liburku.
"Apapun itu, kamu nggak ada urusan lagi sama dia"
"Aku tau porsinya kok, mana yang harus aku omongin mana yang tidak"
Tapi emosiku sudah keburu meledak, karena aku menghubungi kamu berharap kamu bisa mejadi penguat dan meredakan emosiku. Bukan malah mempersalahkan aku. Kemudian membaca sms kamu yang membuat aku semakin merasa ruwet.
Aku janji, tidak akan menceritakan masalah apapun yang bersangkutan dengan masa laluku ke kamu. Padahal tadinya aku pikir.... ah sudahlah.. apa yang aku pikirkan belum tentu selalu sama dengan apa yang kamu pikirkan. Begitu kan katamu?
Esok harinya dan beberapa hari kemudian aku tidak menghubungi kamu. Karena aku ingin mendinginkan hatiku dan kamupun tidak berusaha menghubungi aku.
Sampai akhirnya aku tidak tahan lagi. Ketika emosi mereda rasa lain datang menderaku. Aku kangen kamu.. Aku mencoba menghubungi kamu. Tapi ternyata kamu sudah terlalu marah karena aku menghilang beberapa hari.
Tidak ada maaf buatku. Tidak ada lagi kesempatan. Semuanya berakhir begitu saja.
Aku bersyukur.. sampai kita berpisah, aku tetap menjaga janjiku kekamu. Tidak membuka hatiku untuk orang lain.
Dan yang harus kamu pahami, aku tidak akan pernah kembali buat 'dia'. Buat seseorang yang pernah menghancurkan hidupku.