Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 11 Maret 2009

Satu sama


Jangan sepelekan soal sandal jepit. Gara-gara si sandal jepit ini, akhirnya si dia pun harus membeli sepatu yang harganya berpuluh kali lipat dari harga si sendal.

Awal cerita begini..

Malam itu di Bandung yang berhawa agak sedikit dingin
Kami dengan langkah santai berjalan menuju kantor pos untuk mencari tau jadwal buka kantor pos esok hari.

Setelah urusan dengan kantor pos selesai, kami pun lanjut menuju Bandung Indah Plaza. Ga ada rencana apa-apa, cuma mengisi malam-malam kami sambil menunggu esok tiba.
Diperjalanan tiba-tiba dia berhenti sambil memetik rimbunan pohon yang ada dimuka rumah orang.
"Nda, coba rasain, pucuknya manis lo," katanya sambil menyodorkan pucuk batang pohon tersebut ke mulutku.

Dengan sedikit rasa heran dan tidak percaya, akupun mengatupkan mulut untuk merasakannya. Ketika pucuk itu masuk ke mulutku dia pun dengan bersemangat menariknya kembali, sehingga batang pohon itu tertinggal sebagian dimulutku.

Dia tertawa dengan penuh kemenangan dan akupun tersadar kalau dia sudah memulai keisengannya.
Awas ya.. tunggu pembalasanku.

Kami pun melanjutkan langkah menuju mall langganan kami, karena itulah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya.

"Liat sepatu dulu ya Nda," katanya.
Akupun menurut saja. Dengan sabar aku menunggu, karena aku tau nggak mudah mencari sepatu untuk ukuran kakinya yang diluar normal.
Sesaat kemudian, dengan tergopoh-gopoh dia menghampiriku,
"Bunda, coba liat kaki ayah".

Tanpa bisa kutahan tawaku pun meledak. Ternyata kaki kanan dan kirinya memakai sendal yang berbeda. Dia pun melotot.
"Bunda ih, bukannya tadi mau berangkat ngeliatin dulu sekarang malah ngetawain," katanya.
Eh enak aja dia nyalahin aku. Itulah balasan atas keusilanmu tadi. Satu samaa....

0 komentar:

Entri Populer

Komunitas

Indonesian Freebie Web and Graphic Designer Resources