Aku Benci Rumah Sakit
"Sudahlah, ini saat kamu berbakti sama orangtua," begitu kata kakakku.
"Bukannya selama ini memang aku yang mengurus beliau," jawabku.
"Ya karena memang cuma kamu yang sabar menghadapi si Inang".
Selalu itu yang menjadi kalimat andalan mereka, sabar.. sabar... sabar...
Memang tidak ada kata hitung-hitungan untuk orang tua, tapi mauku mereka semua juga merasakan gimana rasanya tidur di rumah sakit. Terbangun tengah malam untuk mengantar ke toilet, atau hanya sekadar minta minum. Belum lagi menghadapi kerewelan beliau.
Orang bilang, manusia yang sudah sepuh akan kembali seperti anak-anak. Memang betul... Tapi menghadapi kelakuan anak-anak ternyata jauh lebih menyenangkan dari pada harus menghadapi orang tua yang tidak bisa kita bantah kemauannya. Apalagi dalam kondisi sakit seperti ini.
Hatiku penuh... ingin teriak menumpahkan semua kesal, galau, gundah dan entah apalagi yang ada didalam hati ini. Tapi aku nggak bisa. Tetes-tetes airmata saja yang bisa menghilangkan sesak ini. Tuhan, beri aku kekuatan untuk menghadapi semua ini. Mudah-mudahan ini bisa menjadi ladang pahalaku.